A. Masuknya Islam ke Indonesia
Berdasarkan
bukti-bukti yang ada, Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada abad
ke VII Masehi atau abad ke I Hijriyah. Masuknya Islam ke Indonesia dari
Arab melalui dua jalur, yaitu:
1. Jalur Utara, dengan rute :
Arab (Mekah dan Medinah) – Damaskus – Bagdad - Gujarat (pantai Barat India) – Srilangka - Indonesia.
2. Jalur Selatan, dengan rute :
Arab ( Mekah dan Medinah ) – Yaman - Gujarat (pantai barat India) - Srilangka – Indonesia.
Pada
awal abad VII M, Nabi Muhammad diutus Allah pada masa-masa sulit,
tetapi agama Islam tetap berkembang dengan pesat. Bangsa Arab adalah
pemeluk pertama agama yang suci itu, karena agama Islam diturunkan di
tengah-tengah mereka.
Didorong
oleh panggilan agamanya, setiap pemeluk Islam selalu terpanggil untuk
menyebarkan agama di mana dan kapanpun mereka berada. Demikian pula yang
dialami dan yang dilakukan oleh para pedagang Muslim Arab.
Seiring
dengan itu, agama Islam menyuruh setiap pemeluknya untuk menyampaikan
dakwah walaupun yang diketahui “satu ayat”, Nabi bersabda :
Artinya sampaikanlah ajaran-ajaranku walaupun hanya satu ayat.
Semangat inilah yang membangkitkan rasa tanggung jawab bagi setiap muslim untuk berdakwah.
Seiring
dengan turunnya agama Islam pada abad ke-7 M, lalu lintas perdagangan
Internasional sangat meningkat. Perdagangan Internasional ini melibatkan
berbagai bangsa di dunia, termasuk bangsa Arab, Persia, India, Cina dan
bangsa lainnya. Bangsa Arab dan Persia yang pergi berdagang ke India
menyebarkan Islam di India, selanjutnya bangsa Arab, Persia dan India
yang berdagang ke Indonesia juga menyebarkan Islam di Indonesia.
Jadi
dengan demikian jelaslah, bahwa pembawa Islam pada tahap awal ke
Indonesia adalah Para pedagang muslim Arab, Persia dan India yang
sekaligus juga bertindak sebagai mubalig.
Pendapat
lain yang mendukung bahwa kedatangan agama Islam pertama kali di
Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau sekitar abad ke-7 M adalah :
1. Catatan Sejarah Kerajaan Cina
Menurut catatan ini, pada zaman Dinasti Tang terdapat rencana orang-orang Ta-shih untuk menyerang kerajaan Holing yang diperintah oleh Ratu Sima (674) M.
Ta-shih dalam berita itu ditafsirkan sebagai orang-orang Arab.
2. Berita Chou Ku-Fei (1178 M)
Menurut berita ini, di daerah Indonesia saat itu terdapat dua tempat yang menjadi komunitas orang Ta-shih, yaitu Fo-lo-an di Sumatera Selatan. Wilayah ini merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Fo-lo-an sekarang lebih dikenal sebagai Kuala Brag, Tremggano Malaysia.
3. Bertia Jepang (784 M)
Berita
ini menceritakan perjalanan pendeta Kanshin ke Indonesia. Dalam berita
tersebut dikemukakan bahwa pada masa itu di Kanton terdapat kapal-kapal Po-sse dan Ta-Shih K-uo. Oleh para ahli, istilah Po-sse ditafsirkan sebagai bangsa Melayu, sedangkan Ta-shih ditafsirkan sebagai orang-orang Arab dan Persia.
Pendapat
lain menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M.
Pendapat ini didasarkan pada munculnya Kerajaan Samudera Pasai yang
bercorak Islam, pada abad ke-13 M. Pendapat ini diperkuat oleh
bukti-bukti sebagai berikut :
1. Catatan Perjalanan Marcopolo (1292 M)
Catatan
ini mengisahkan perjalanan Marcopolo ke Sumatera bagian Utara. Pada
saat itu. Marcopolo sempat singgah di Kerajaan Islam Samudera Pasai
dalam perjalanannya kembali ke Eropa dari Cina.
2. Berita Ibn Battutah
Berita
Ibn Battutah pada abad ke-13 M serta batu nisan Sultan Malik As-Shaleh
ditemukan di Sumatera Utara dan berangka tahun 676 H (1297 M). Sultan
Malik as-Shaleh dikenal sebagai seorang raja di Kerajaan Samudera Pasai.
B. Cara Penyebaran Islam Di Indonesia
Tidak
diragukan lagi bahwa pada umumnya Islam masuk ke Indonesia ini melalui
jalan damai dan berangsur-angsur. Akan tetapi adakalanya penyebaran
harus diwarnai dengan cara-cara penaklukan. Hal itu terjadi jika situasi
politik di kerajaan-kerajaan itu mengalami kekacauan akibat perebutan
kekuasaan.
Secara garis besar cara masuknya atau penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui:
1. Perdagangan
Sejak
abad ke VII M hingga abad ke XVI M, pedagang muslim dari Arab, Persia
dan India atau pedagang manca negara yang datang ke Indonesia telah ikut
ambil bagian dalam kegiatan perdagangan.
Pedagang muslim yang berdagang ke Indonesia makin lama makin banyak sehingga akhirnya membentuk pemukiman yang disebut Pekojan. Dari tempat ini mereka berinteraksi dan berasimilasi dengan masyarakat asli seraya menyebarkan agama Islam.
2. Perkawinan
Para
pedagang muslim yang datang ke Indonesia banyak yang menikah dengan
wanita pribumi. Sebelum perkawinan berlangsung wanita-wanita pribumi
yang belum beragama Islam diminta mengucapkan syahadat
sebagai tanda menerima Islam sebagai agamanya. Melalui
proses/interaksi-interaksi seperti itulah penduduk pribumi lambat laun
mengenal nilai-nilai dan ajaran Islam.
Kemudian
juga melalui interaksi-interaksi itu pada gilirannya keluarga muslim
itu berkembang menjadi perkampungan muslim lalu lebih luas lagi menjadi masyarakat muslim. Masyarakat muslim inilah yang dikemudian hari merintis terbentuknya kerajaan Islam.
3. Pendidikan
Pengenalan
dan penyebaran ajaran Islam melalui pendidikan dilakukan setelah
terbentuknya masyarakat muslim pribumi. Pendidikan diselenggarakan oleh
para guru agama, kiai dan ulama.
Mereka
memberikan pendidikan berawal dari rumah, masjid dan mushalla, setelah
itu mereka mendirikan Madrasah dan Pondok Pesantren untuk mendidik
anak-anak dan para remaja yang tertarik untuk menjadi santri. Pesantren
ini terbuka bagi siapapun dan dari daerah lain. Semakin terkenal kiai
yang mengajar di sebuah pesantren itu, semakin besar pula pengaruh
pesantren tersebut di tengah masyarakat. Setelah selesai pendidikan
mereka kembali ke kampung halaman masing-masing dan ada yang pergi ke
tempat-tempat lain, di sana para santri berdakwah dan mengajarkan Islam.
Kegiatan seperti itu turut memperluas pengaruh Islam ke berbagai
penjuru Indonesia.
4. Tasawuf
Cara
penyebaran Islam yang lain adalah melalui Tasawuf. Tasawuf adalah
ajaran atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ajaran ini
memudahkan orang yang telah mempunyai dasar ketuhanan lain untuk
mengerti dan menerima ajaran Islam.
Ajaran
Tasawuf ini banyak dijumpai dalam cerita-cerita babad dan dan hikayat
masyarakat setempat. Beberapa tokoh penyebar tasawuf yang terkenal
adalah Hamzah Fansuri, Syamsudin, Syeh Abdul Samad dan Nuruddin
ar-Raniri.
5. Kesenian
Penyebaran
agama Islam di Indonesia terlihat pula dalam kesenian Islam, seperti
peninggalan seni bangunan, seni pahat, seni musik dan seni sastra.
Hasil-hasil seni ini dapat pula dilihat pada bangunan masjid-masjid kono
di Aceh, Demak, Cirebon dan Banten.
C. Perkembangan Islam Di Indonesia
Masuk
dan berkembangnya agama Islam di Indonesia adalah peranan para
pedagang, khususnya para pedagang Islam dari Arab, Persia dan
Gujarat/India. Mereka datang ke daerah-daerah di Indonesia untuk
berdagang sekaligus menyebarkan agama Islam. Dari interaksi yang terjadi
antara para pedagang muslim dengan penduduk setempat, agama Islam
kemudian berkembang sampai berdirinya sebuah kerajaan.
Kerajaan
Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Pada saat
itu, Pasai menjadi pusat perdagangan yang banyak disinggahi para
pedagang dari berbagai negara, termasuk para pedagang Islam dari Gujarat
dan Persia. Demikian pula para pedagang dari berbagai daerah di
Indonesia seperti para pedagang Jawa. Dari interaksi para pedagang Islam
dengan orang jawa, Islam juga berkembang di Pulau Jawa.
Perkembangan
Islam di Pulau Jawa terjadi sangat cepat, seiring dengan semakin
lemahnya Kerajaan Majapahit. Komunitas muslim di Jawa kemudian
mendirikan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, yakni Kerajaan Demak.
Dalam perkembangannya Kerajaan Demak tumbuh menjadi pusat penyebaran
agama Islam ke berbagai daerah di Indonesia.
Beberapa faktor yang menyebabkan Islam mudah diterima oleh rakyat Indonesia dan berkembang dengan cepat adalah :
1. Syarat-syarat masuk agama Islam sangat mudah. Seseorang telah dianggap masuk Islam bila ia telah mengucapkan dua kalimat syahadat.
2. Dalam
ajaran Islam tidak mengenal adanya kasta-kasta dan menganggap semua
manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah. Kemuliaan
seseorang tidak ditentukan oleh kaya, miskinnya, pangkat dan jabatannya,
tetapi oleh nilai ketaqwaannya kepada Allah.
3. Upacara-upacara keagamaan dalam ajaran Islam sangat sederhana dan tidak harus mengeluarkan banyak biaya.
4. Agama
Islam yang menyebar di Indonesia disesuaikan dengan adat dan tradisi
bangsa Indonesia dan dalam penyebarannya dilakukan dengan damai tanpa
kekerasan.
5. Sifat
bangsa Indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih
erat dengan bangsa lain. Di dalam pergaulan yang erat itu kemudian
terjadi saling mempengaruhi dan saling pengertian.
Faktor-faktor
tersebut di atas didukung pula dengan semangat para penganut Islam
untuk terus menyebarkan agama yang telah dianutnya. Bagi penganut Islam,
menyebarkan agama Islan dalah sebuah kewajiban.
Perkembangan Islam di beberapa wilayah Indonesia sekitar abad ke-12 sampai abad ke-16 adalah sebagai berikut :
1. Pulau Sumatera
Pada
abad ke-7 M daerah Sumatera bagian Utara adalah pusat perdagangan
rempah-rempah yang sangat ramai. Pedagang-pedagang dari Arab banyak
berlabuh di daerah tersebut. Letak pelabuhan yang berada di ujung Utara
Pulau Sumatera, menyebabkan daerah ini menjadi tempat yang strategis
untuk menunggu datangnya angin musim dari Timur Laut yang menuju ke
Barat. Dalam masa penantian musim tersebut, pedagang muslim Arab
memanfaatkan dengan bermacam aktifitas di antaranya yaitu menyebarkan
Islam.
Di
Sumatera bagian Selatan, Kemunduran Kerajaan Budha Sriwijaya pada abad
ke-13 M, dimanfaatkan oleh Kerajaan Islam Samudera Pasai untuk muncul
sebagai satukekuatan baru.
2. Pulau Jawa
Penyebaran
agama Islam di Pulau Jawa diperkirakan berasal dari Malaka. Namun,
kapan tepatnya tidak diketahui dengan pasti. Bukti tertua tentang agama
Islam di Pulau Jawa berasal dari batu nisan Fatimah Binti Maimun
di Leran Gresik, yang berangka tahun 1082 M. Namun hal ini belum
berarti bahwa saat itu Islam sudah masuk di daerah Jawa Timur. Setelah
akhir abad ke-13 M, bukti-bukti islamisasi sudah banyak ditemukan di
Pulau Jawa.Hal ini dapat dilihat dari penemuan beberapa batu nisan
bercorak Islam di Troloyo, Trowulan dan Gresik. Dalam berita Ma-huan
(1416) terdapat keterangan tentang adanya orang-orang muslim yang
tinggal di kota pelabuhan Gresik. Hal ini membuktikan bahwa komunitas
masyarakat muslim mulai berkembang baik di Jawa Timur, terutama di
kota-kota pelabuhan.
Pada
waktu Kerajaan Majapahit mengalami masa kemunduran, di awal abad ke-15
M, kota-kota pelabuhan seperti Tuban dan Gresik muncul sebagai pusat
penyebaran agama Islam. Dari kedua kota ini pengaruh agama Islam
menyebar ke kota-kota pelabuhan lain seperti Demak, bahkan sampai ke
pelabuhan Maluku. Dari Demak pengaruh Islam menyebar ke kota-kota
pelabuhan yang merupakan daerah perdagangan yang sangat ramai seperti
Cirebon, Sunda Kelapa dan Banten.
3. Pulau Sulawesi
Penyebaran
agama Islam di Pulau Sulawesi, terutama bagian Selatan diperkirakan
terjadi pada abad ke-16 M. Di daerah ini proses islamisasi terjadi
melalui konversi pusat kekuasaan (istana/keraton). Konversi agama
dijalankan dengan pusat kekuasaan yang telah ada.
D. Daerah-daerah Yang Pertama Kali Kedatangan Islam
Dari
catatan dan bukti sejarah yang ada, diketahui bahwa Islam pertama kali
datang ke Indonesia bukan pada suatu daerah tertentu dan pada waktu yang
bersamaan, melainkan tersebar pada beberapa daerah dan waktu yang
berbeda.
Selama abad VII – XII, daerah-daerah yang sudah kedatangan Islam adalah :
1. Kota-kota
Pelabuhan Selat Malaka, di antaranya daerah pantai Aceh bagian Utara
yang bernama Pasai. Pada abad VII Pasai merupakan kota pelabuhan
internasional. Di sini para pedagang bisa singgah dalam perjalanannya
dari India ke Tiongkok dan sebaliknya. Di antara para pedagang itu ialah
para saudagar muslim dari Arab dan Gujarat.
2. Pantai
Barat Pulau Sumatera, telah ditemukan bukti bahwa pada abad VII, di
pantai Barat pulau Sumatera terdapat beberapa perkampungan kecil tempat
bermukim orang Arab Muslim. Di Pantai Barus (daerah Tapanuli)
ditemukan makam seorang Syeikh, yaitu Syeikh Mukaiddin, yang menurut
catatan wafat pada tahun 670 M. Semuanya itu menunjukkan ada orang
Islam.
3. Di Desa Leran (Jawa Timur), ditemukan makam seorang perempuan muslimat bernama Fatimah binti Maimun,
yang wafat pada tahun 1101 M. Ini menunjukkan, bahwa pada abad XII
telah terdapat masyarakat Islam di Jawa Timur, walaupun baru berupa
kelompok-kelompok kecil.
4. Jawa
Barat, tercatat dalam sejarah bahwa raja Pajajaran bernama Prabu Purwa,
menyerahkan tahta kerajaan kepada adiknya bernama Prabu Mundingsari.
Prabu Purwa sendiri pergi mengembara ke India.
Dalam
Pengembaraannya itu beliau bertemu dengan pedagang muslim bangsa Arab.
Beliau tertarik dengan agama Islam dan akhirnya dengan rela hati ia
masuk Islam. Pada tahun 1195 beliau menunaikan ibadah haji. Setelah itu
beliau dikenal dengan haji Purwa. Selanjutnya beliau kembali ke tanah
air untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya. Jelaslah, bahwa
setidak-tidaknya pada abad XII Islam telah masuk ke Jawa Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar